SAMPIT – Tim gabungan dari TNI, Polri, Satpol PP Kotim, dan Pemkab Kotim, menjaring pekerja seks komersial (PSK) yang beroperasi di Jalan Mohammad Hatta, Kecamatan Mentawa Baru Ketapang, Sabtu (4/7) malam. Ironisnya, seorang wanita penghibur diketahui membawa anak sambil menjalankan bisnis prostitusi itu.
Terjaringnya sejumlah PSK itu berasal dari laporan masyarakat bahwa di wilayah tersebut kembali dibangun warung remang-remang yang diduga dijadikan tempat bisnis haram. Rata-rata, PSK yang terjaring razia berusia 50 tahun.
”PSK yang terjaring razia ada enam orang. Satu di antaranya ada bekerja sambil membawa anaknya yang masih kecil,” kata Camat Mentawa Baru Ketapang, Sutimin, Minggu (5/7).
Selain para PSK, tiga pemilik warung remang-remang di wilayah setempat juga diamankan petugas gabungan. Mereka dianggap membandel karena membangun kembali tempat prostitusi berkedok warung kopi.
”Informasi yang kami terima dari masyarakat, pemilik warung itu terindikasi sebagai tempat untuk melakukan transaksi seks. Setelah kami terjun ke lapangan, dugaan masyarakat ternyata memang benar,” bebernya.
Meski menjaring sejumlah orang, Sutimin melanjutkan, penertiban tersebut tak maksimal. Pasalnya, sejumlah sasaran operasi, yakni pemilik warung dan PSK sempat melarikan diri.
”Informasi kegiatan kami bocor, sehingga sasaran lainnya kabur. Sebenarnya ada enam warung yang jadi sasaran operasi kami. Namun, yang terjaring hanya tiga pemilik warung dan PSK-nya.
Tidak menutup kemungkinan yang melarikan diri ini akan kembali lagi dan melakukan kegiatan prostitusi di wilayah tersebut,” ujarnya.
Terkait tiga pemilik warung dan enam PSK yang terjaring, dibawa petugas ke kantor Kecamatan Mentawa Baru Ketapang untuk dilakukan pendataan dan dibina. Apabila nantinya pemilik warung dan PSK ini kembali melanggar lagi, tim gabungan akan memberi sanksi berat.
”Kegiatan ini nantinya berlanjut. Untuk itu kami minta kesadarannya dari sekarang,” tandasnya. (sir/ign)