SAMPIT | PANGKALANBUN | PALANGKA | KOTAWARINGIN | METROPOLIS | BARITO | GUMAS | DPRD SERUYAN

SAMPIT

Senin, 06 Juli 2020 15:52
Banyak Diam di Rumah, Mancing Jadi Hiburan

Melihat Aktivitas Warga di Tengah Kepungan Banjir

BANJIR: Masyarakat Desa Rungun, Kecamatan Kotawaringin Lama, saat berada di rumah karena akses jalan yang tergenang air.(RINDUWAN/RADAR SAMPIT)

Banjir telah menjadi hal biasa bagi masyarakat Desa Kondang dan Rungun. Mereka mencoba berdamai dengan bencana meski warga dua desa itu tak bisa keluar wilayahnya karena putusnya akses jalan akibat rendaman banjir.

RINDUWAN, Kotawaringin Lama 

Hampir dua pekan banjir melanda Kecamatan Kotawaringin Lama. Termasuk Desa Rungun dan Kondang, desa dengan dampak terparah. Sebagian besar rumah warga terendam banjir dengan ketinggian berbeda. Mereka harus meninggikan barang berharga agar tak rusak terendam air.

”Banjir ini sudah sepuluh harian. Namun, yang parah sudah satu minggu belakangan ini, karena curah hujan tinggi dan juga kiriman air dari hulu Lamandau, sehingga air meluap ke permukiman warga," kata Ahmad, Ketua RT 1 Desa Rungun. 

Menurutnya, warga sudah menimbun jalan dan pekarangan, namun banjir masih mampu menyergap mereka. Hal itu terjadi karena lokasi desa lebih rendah dibanding Sungai Lamandau yang tepat di sebelah perkampungan.

”Kalau jalan dan pekarangan tidak ditimbun, bisa lebih parah lagi banjirnya. Kini hanya ada tiga RT yang rumahnya terendam karena belum ditinggikan," ujarnya. 

Selain meredam ratusan rumah, akses jalan menuju Desa Kondang dan Rungun juga terendam dengan kedalaman 1,5 - 2 meter. Akses jalan itu putus total, tidak bisa dilewati kendaraan roda dua dan empat. 

”Jalan menuju Desa Kondang yang terendam banjir itu sepanjang satu kilometer dan setinggi orang dewasa. Kadang ada yang lebih tinggi di sejumlah titik," ujarnya. 

Warga yang tidak punya kepentingan lebih banyak diam di rumah. ”Aktivitas warga kalau ada yang mau kerja ke luar desa harus pakai kelotok. Sedangkan yang lain juga ada yang berkebun dan paling banyak berdiam diri di rumah," ujarnya. 

Yulian Noor, warga Desa Kondang yang biasanya berkebun, terpaksa menghentikan sementara aktivitasnya. Kebun sawit miliknya juga terendam air, sehingga tidak bisa panen atau melakukan kegiatan lainnya. 

”Kalau banjir begini, berkebun juga susah, karena air dalam. Kebun juga kebanjiran," kata Yulian. 

Untuk mengisi waktu luang saat banjir menerjang, dia menghibur diri dengan memancing ikan. ”Banyak lokasi spot memancing kalau di Kondang, sehingga kalau pagi dan sore hari ramai memancing. Kalau di sungai ini banyak ikan haruan," ujarnya. 

Selain di sungai, embung Desa Kondang juga menjadi spot mancing. Banyak yang dapat ikan lais, tebakang, haruan, toman, dan papuyu. 

”Kalau memang benar fokus memancing bisa dapat tiga sampai empat kilogram. Pas pertama banjir, sempat dapat tujuh kilogram ikan haruan," ujarnya. 

Meski banjir, menurutnya, hal itu bisa membawa rezeki bagi dirinya dan warga desa lain di Desa Rungun. ”Mancing ini hiburan sekaligus memberi penghasilan bagi kami. Kalau dapat banyak, ikan bisa dijual ke pengepul ikan. Lumayan sehari dapat Rp 150 ribu," ujarnya. 

Hal yang sama juga dirasakan warga Desa Kondang. Akses menuju desa tersebut justru lebih sulit, karena harus melewati jalan perusahaan. Banyak titik banjir menuju desa paling ujung di Kabupaten Kobar ini. 

Aliansyah, warga Kondang mengatakan, sebenarnya akses menuju desanya memang masih jauh dari kata bagus. Biasanya masyarakat menggunakan jalan perusahaan karena belum ada jalan yang dibangun pemerintah. 

”Jalan menuju desa kami bagus kalau musim kemarau, kalau musim hujan jalan becek dan seperti sekarang ini banjir. Kita tidak bisa kemana-mana," ujarnya. 

Satu-satunya cara adalah menggunakan transportasi sungai. Hal itu dilakukan warga saat hendak bepergian menuju Kecamatan Kotawaringin Lama dan Pangkalan Bun. 

”Sudah menjadi kebiasaan dan tradisi setiap banjir, kami banyak mancing. Ini menjadi penghilang jenuh," ujarnya. (sla/ign)

 

 


BACA JUGA

Jumat, 22 November 2024 10:42

Harapan Baru Tingkatkan Kualitas Beras Lokal

SAMPIT – Pembangunan Rice Milling Plant (RMP) di Desa Lampuyang,…

Kamis, 21 November 2024 10:45

Kotim Raih Penghargaan dari Kementerian Pekerjaan Umum

SAMPIT -  Kabupaten Kotawaringin Timur (Kotim)  mendapatkan  nominasi  Program …

Rabu, 20 November 2024 10:37

Kotim Tingkatkan Kualitas SDM Pariwisata Lewat Pelatihan Sadar Wisata

SAMPIT -  Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Kotawaringin Timur (Kotim) …

Selasa, 19 November 2024 10:49

Ratusan Peserta Tes CPNS Tidak Hadir

SAMPIT -  Seleksi Kompetensi Dasar (SKD) Calon Pegawai Negeri Sipil…

Selasa, 12 November 2024 10:34

Guru Penggerak Dibekali Keterampilan Kepemimpinan

SAMPIT -  Balai  Guru  Penggerak  Provinsi  Kalimantan  Tengah  (Kalteng) …

Jumat, 08 November 2024 10:44

Tutupi Kekosongan Jabatan, Penuhi Kebutuhan Pegawai

SAMPIT – Penjabat (Pj) Sekretaris Daerah (Sekda) Kotawaringin Timur (Kotim)…

Rabu, 06 November 2024 09:58

Kotim Raih Bhumandala Award 2024

 SAMPIT -  Kabupaten Kotawaringin Timur (Kotim)  menorehkan prestasi gemilang di…

Selasa, 05 November 2024 10:34

Dana BLUD Rumah Sakit untuk Fasilitas, Gaji ASN Tetap Ditanggung Daerah

SAMPIT - Pemerintah Kabupaten Kotawaringin Timur (Kotim)  menyatakan bahwa dana…

Jumat, 01 November 2024 16:40

Puluhan Anggota TNI Aktifkan Identitas Kependudukan Digital

SAMPIT -  Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil (Disdukcapil) Kabupaten Kotawaringin…

Rabu, 30 Oktober 2024 13:17

Pemkab Kotim Serius Terapkan SPBE

SAMPIT -  Pemerintah Kabupaten Kotawaringin Timur (Kotim) mendapat apresiasi dari…

Sitemap
  • HOME
  • HOT NEWS
  • NEWS UPDATE
  • KOLOM
  • RAGAM INFO
  • INSPIRASI
  • FEATURE
  • OLAHRAGA
  • EKONOMI
Find Us
Copyright © 2016 PT Duta Prokal Multimedia | Terverifikasi Dewan Pers