Jengkel akibat maraknya pencurian pakaian, warga Desa Natai Baru tak tinggal diam. Masyarakat menelusuri kasus ini hingga menemukan tumpukan pakaian berbagai jenis yang jumlahnya mencapai ribuan helai di kebun. Ada juga boneka yang didandani dengan pakaian seorang perempuan.
SYAMSUDIN, Pangkalan Bun
Desa Natai Baru, Kecamatan Arut Selatan, Kabupaten Kotawaringin Barat, marak pencurian baju dan juga pakaian dalam perempuan. Warga yang hilang kesabaran akhirnya melaporkan kasus tersebut ke pemerintah desa, Rabu (22/7).
Tak hanya melapor, rupanya warga juga telah mencurigai salah seorang warga berinisial ST yang tinggal di RT 08. Warga menduga lelaki bujang inilah pelaku pencurian tersebut. Hal itu berdasarkan pengalaman bahwa beberapa tahun lalu ST pernah kedapatan melakukan aksi pencurian serupa.
Warga yang telah hilang kesabaran akhirnya mendatangi pondok tempat tinggal ST yang berada di perkebunan karet tak jauh dari permukiman warga. Sampai di lokasi warga langsung masuk dan mendapati tumpukan pakaian berbagai jenis yang jumlahnya diperkirakan mencapai ribuan helai. Selain itu ditemukan juga boneka yang didandani dengan pakaian seorang perempuan.
“Warga mendatangi pondok dan membukanya, ternyata didalamnya banyak terdapat pakaian perempuan. Banyak pakaian dalam juga,” ungkap Darto salah seorang warga setempat, Kamis (23/7)
Ia juga menyebut bahwa pakaian-pakaian itu lantas dikumpulkan dan di bawa ke aula desa dengan menggunakan pick up. “Dalam pondok itu dipenuhi baju wanita mulai dari rok, hijab, daster, BH, celana dalam dan jenis baju perempuan lainnya. Baju-baju itu ditumpuk dilantai yang diduga sebagai alas kasus tipis diatasnya. Dan pakaian itu tertata sedemikian rupa agar mampu muat di pondok tersebut,” lanjutnya.
Darto menjelaskan bahwa ST kabur kea rah perkebunan dan hutan tak jauh dari perkampungan saat warga datang ke pondok itu. Namun sebelumnya ia sempat bertemu dan berusaha membujuknya agar datang ke kantor desa untuk agar masalah itu bisa diselesaikan secara kekeluargaan. “Tapi pelaku ini kabur dan kabarnya sebelum kabur sempat mengasah parang. Dia ini (ST) saya bujuk ke kantor desa agar bisa segera diselesaikan masalahnya. Karena beberapa tahun lalu sempat kejadian seperti itu dan dialah (ST) pelakunya dan diselesaikan secara kekeluargaan,” ungkapnya.
Sementara itu salah seorang warga lainnya mengungkapkan bahwa ST ini sudah puluhan tahun tinggal di Desa Natai Baru. Meski memiliki saudara dan kerabat, namun ST memilih hidup sendiri tanpa istri (membujang) dan membuat pondok di belakang rumah saudaranya. Warga ini menyebut bahwa diduga pelaku ini mengalami trauma akibat patah hati hingga akhirnya menimbulkan kelainan seperti itu. “Kalau bagi kami susah juga menyebutnya gila, mungkin kelainan atau apalah. Karena setiap hari perilakunya juga tidak seperti orang gila dan bisa bersosialisasi dengan baik,” ungkapnya seraya meminta namamnya tidak disebutkan.
Kepala Desa Natai Baru Asmiyati juga mengungkapkan bahwa dirinya juga mengalami kehilangan pakaian dan menduga bahwa dialah pelakunya. “Ada sekitar 10 helai pakaian saya yang hilang,” katanya.
Terkait kondisi keamanan desa, Asmiati mengatakan bahwa pihaknya telah berkoordinasi dengan Polsek Arsel dan Polres Kobar. “Polsek dan Polres sudah datang ke lokasi penemuan pakaian itu dan mereka telah menyiapkan pengamanan,” katanya
Kapolres Kobar AKBP Dharma Ginting melalui Wakapolres Kompol Boni Ariefianto mengatakan, tim gabungan dari Reskrim Polres Kobar dan Polsek Arsel masih memburu pelaku dan pihaknya juga menyiapkan personil untuk pengamanan. “Tim gabungan dari Polres dan Polsek Arsel sudah berada di Desa Natai Baru dan sedang melakukan penyelidikan dan mencari pelaku TS yang diduga kabur,” ujarnya.
Boni juga mengimbau agar masyarakat waspada namun dia berharap mereka tidak main hakim sendiri. “Kami harap semua terkendali, jangan main hakim sendiri,” pungkasnya. (sam/sla)