SAMPIT – Serangan buaya terhadap masyarakat di Sungai Mentaya, Kabupaten Kotawaringin Timur, tercatat sudah terjadi sebanyak enam kali. Warga di bantaran sungai diminta waspada terhadap hewan pemangsa tersebut dengan meminimalisir aktivitas di sungai.
”Empat kali serangan buaya di antaranya terjadi di area Sungai Desa Handil Sohor, Kecamatan Mentaya Hilir Selatan (MHS) Kotim. Dari empat kali serangan ini, ada dua warga menjadi korban mengalami luka ringan dan dua orang sempat menghindar,” kata Komandan Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Pos Sampit Muriansyah, Rabu (30/9).
Merespons serangan tersebut, pihaknya melakukan observasi ke lokasi dan memutuskan memasang dua alat perangkap buaya berupa alat pancing dan jeratan. ”Di Desa Handil Sohor, kami berhasil mengamankan dua buaya muara sepanjang sekitar dua meter. Buaya dibawa ke Kabupaten Lamandau dan dilepasliarkan ke kawasan Suaka Margasatwa Lamandau,” ujarnya.
Teror buaya baru-baru ini terjadi di Desa Lempuyang, Kecamatan Teluk Sampit. Serangan buaya terjadi hingga dua kali dan mengakibat empat korban luka ringan. ”Setelah dilakukan observasi, wilayah muara Sungai Lempuyang, tempat terjadi serangan, ternyata memang ditemukan banyak buaya. Kami menyebutnya habitat buaya muara,” ujar Muriansyah.
Muriansyah mengatakan, pada dasarnya warga mengetahui habitat buaya yang kerap menampakkan diri. ”Intinya warga mengetahui keberadaan buaya yang memang sering menampakkan diri. Kami pun tidak melarang warga mencari kerang, tapi kami juga mengingatkan perhatikan keselamatan. Mencari kerang di malam hari di lokasi banyak buaya sangat berbahaya. Sebaiknya tidak beraktivitas di dekat sungai pada malam hari,” imbaunya.
Pada malam hari, kata Muriansyah, hewan predator aktif berburu mangsa. Dia mengaku melihat langsung empat anak buaya di Desa Lempuyang. ”Perkiraan saya, buaya dari ukuran besar hingga kecil ada di sungai wilayah Desa Lempuyang,” ujarnya.
Untuk mengantisipasi serangan buaya, pihaknya berencana memasang plang atau spanduk di sekitar muara sungai. ”Warga kami imbau tetap waspada dan menghindari aktivitas di sekitar sungai dan rawa-rawa, khususnya pada malam hari,” pungkasnya.
BKSDA POS SAMPIT FOR RADAR SAMPIT
BERI IMBAUAN: BKSDA Pos Sampit saat memberikan imbauan kepada warga Desa Lampuyang, Kecamatan Teluk Sampit, Selasa (29/9).
Enam Serangan Buaya sampai September
SAMPIT – Serangan buaya terhadap masyarakat di Sungai Mentaya, Kabupaten Kotawaringin Timur, tercatat sudah terjadi sebanyak enam kali. Warga di bantaran sungai diminta waspada terhadap hewan pemangsa tersebut dengan meminimalisir aktivitas di sungai.
”Empat kali serangan buaya di antaranya terjadi di area Sungai Desa Handil Sohor, Kecamatan Mentaya Hilir Selatan (MHS) Kotim. Dari empat kali serangan ini, ada dua warga menjadi korban mengalami luka ringan dan dua orang sempat menghindar,” kata Komandan Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Pos Sampit Muriansyah, Rabu (30/9).
Merespons serangan tersebut, pihaknya melakukan observasi ke lokasi dan memutuskan memasang dua alat perangkap buaya berupa alat pancing dan jeratan. ”Di Desa Handil Sohor, kami berhasil mengamankan dua buaya muara sepanjang sekitar dua meter. Buaya dibawa ke Kabupaten Lamandau dan dilepasliarkan ke kawasan Suaka Margasatwa Lamandau,” ujarnya.
Teror buaya baru-baru ini terjadi di Desa Lempuyang, Kecamatan Teluk Sampit. Serangan buaya terjadi hingga dua kali dan mengakibat empat korban luka ringan. ”Setelah dilakukan observasi, wilayah muara Sungai Lempuyang, tempat terjadi serangan, ternyata memang ditemukan banyak buaya. Kami menyebutnya habitat buaya muara,” ujar Muriansyah.
Muriansyah mengatakan, pada dasarnya warga mengetahui habitat buaya yang kerap menampakkan diri. ”Intinya warga mengetahui keberadaan buaya yang memang sering menampakkan diri. Kami pun tidak melarang warga mencari kerang, tapi kami juga mengingatkan perhatikan keselamatan. Mencari kerang di malam hari di lokasi banyak buaya sangat berbahaya. Sebaiknya tidak beraktivitas di dekat sungai pada malam hari,” imbaunya.
Pada malam hari, kata Muriansyah, hewan predator aktif berburu mangsa. Dia mengaku melihat langsung empat anak buaya di Desa Lempuyang. ”Perkiraan saya, buaya dari ukuran besar hingga kecil ada di sungai wilayah Desa Lempuyang,” ujarnya.
Untuk mengantisipasi serangan buaya, pihaknya berencana memasang plang atau spanduk di sekitar muara sungai. ”Warga kami imbau tetap waspada dan menghindari aktivitas di sekitar sungai dan rawa-rawa, khususnya pada malam hari,” pungkasnya. (hgn/ign)