BANJARBARU – Presiden Joko Widodo, hari ini (18/1) berencana meninjau langsung kondisi banjir besar di Kalimantan Selatan. Dalam kunjungannya, orang nomor satu di Indonesia ini dijadwalkan mendatangi beberapa titik lokasi di Kabupaten Banjar.
Untuk menyambut kedatangan pria yang akrab disapa Jokowi itu, Pemprov Kalsel bersama Korem 101/Antasari, Pemkab Banjar dan perwakilan Istana Negara, kemarin (17/1) menggelar rapat persiapan pengamanan.
Dalam rapat yang dilaksanakan di Ruang Aberani Sulaiman, Setdaprov Kalsel tersebut, tampak hadir Plt Sekretaris Daerah Provinsi Kalsel Roy Rizali Anwar, Danrem 101/Antasari Brigjen TNI Firmansyah, Sekda Banjar M Hilman dan sejumlah pejabat tinggi lainnya.
Pada rapat itu, diketahui bahwa Presiden RI Jokowi dijadwalkan tiba di Bandara Syamsudin Noor sekitar pukul 13.00 Wita. Dari bandara, rombongan langsung menuju Kabupaten Banjar.
Lokasi pertama yang direncanakan didatangi Jokowi ialah posko banjir di Kantor Bupati Banjar. Dari sana, ayahnya Gibran Rakabuming Raka ini selanjutnya meninjau beberapa lokasi banjir yang juga berada di Kabupaten Banjar.
Setelah itu, Jokowi dijadwalkan meninjau tempat pengungsian korban banjir di Stadiun Demang Lehman Martapura di Jalan Indrasari, Kecamatan Martapura.
Sekda Banjar M Hilman mengaku siap daerahnya dikunjungi Presiden RI Jokowi. Dia mengungkapkan, persiapan langsung mereka lakukan demi kelancaran kunjungan orang nomor satu di negeri ini tersebut.
"Selesai rapat ini kami langsung siap-siap untuk menyiapkan tempat yang dikunjungi Pak Presiden," ungkapnya usai rapat persiapan kedatangan Presiden.
Selain tempat, dia menyampaikan, pihaknya bersama Kodim 1006 Martapura juga menyiapkan beberapa altermatif rute yang akan dilewati rombongan presiden. Dari bandara menuju titik-titik kunjungan.
"Tadi Dandim (komandan kodim) langsung ke bandara untuk melihat beberapa jalur. Nanti, Paspampres yang menentukan jalur-jalur alternatif yang diusulkan," paparnya.
Banjir di Banua sendiri hingga kemarin masih sangat luas. Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Provinsi Kalimantan Selatan mencatat ada 134.654 jiwa yang terdampak di 10 kabupaten/kota.
Kabupaten Hulu Sungai Tengah tercatat sebagai wilayah yang paling parah terdampak, dengan total 16.100 KK dan 64.400 jiwa. Menyusul kemudian Kabupaten Banjar 7.578 KK, 25.601 jiwa; Kabupaten Tanah Laut 10.433 KK, 34.431 jiwa; Kabupaten Balangan 1.264 KK 4.244 jiwa.
Berikutnya, ada Kabupaten Tabalong 253 KK 770 jiwa; Kota Banjarbaru 531 KK 1.677 jiwa; Kota Banjarmasin 158 KK, 716 jiwa; Kabupaten Hulu Sungai Selatan 387 KK, 834 jiwa dan Kabupaten Tapin 95 KK, 285 jiwa.
Sejauh ini banjir telah menelan 16 korban yang meninggal dunia. Salah satunya yang ditemukan mengapung di pinggir Sungai Martapura Desa Melayu Ilir, Martapura Timur, kemarin pagi. Sampai saat ini, identitas korban belum berhasil ditemukan oleh aparat keamanan.
Penjarah
Banyaknya pengungsi yang terdampak banjir membuat rumah-rumah di Kabupaten Banjar kosong. Kesempatan ini dimanfaatkan oleh orang yang berniat jahat. Maling bergentayangan di lokasi-lokasi pusat banjir mengambil barang, bahkan sepeda motor, dengan modus mengevakuasi barang-barang.
Rahman AZ dari Kampung Melayu Banjar mengatakan, desa-desa sangat rawan kemalingan. Pencuri memakai perahu dan datang dari luar daerah. mereka menyisir rumah warga dan mengambil sepeda motor dan peralatan mahal. Kemarin 10 unit sepeda motor warga Dalam Pagar hilang dicuri dari rumah.
”Tadi malam kami sempat menghalau pencuri. Mereka pakai kapal. Informasinya dari Anjir datang ke Martapura melalui jalur sungai menyisir rumah korban banjir,” cerita Rahman, kemarin.
Akibat maling berkeliaran di lokasi banjir, para pemuda desa mengurungkan niat mengungsi. Mereka mendirikan posko di titik strategis dan berjaga memakai senjata tajam. Beberapa mobil yang masuk diperiksa.
”Semua sepeda motor diseret warga melalui banjir karena takut dicuri. Dikumpul di titik tertentu dan dijaga ketat memakai genset atau lampu tenaga surya,” ungkapnya.
Lalu lintas Kabupaten Banjar sempat macet selama sehari karena oprit jembatan di perbatasan Kecamatan Astambul-Mataraman ambruk dan longsor. Polres Banjar mengalihkan jalur mulai Jalan A Yani KM 40 Martapura. Sebelumnya, kemacetan mengular lebih 10 km.
Pusatnya kepadatan di jalan nasional Desa Tambak Hirang Martapura. Mobil relawan dan pembawa bantuan berjubel dengan kendaraan pribadi dan truk truk bobot berat ke arah Hulu Sungai. Jarak 18,5 km dari Martapura ke Astambul ditembus 6 jam lebih.
Kapolres Banjar AKBP Andri Koko Prabowo memastikan trans Kalimantan tidak bisa lagi dilewati karena rusaknya sangat parah. Ia meminta warga tidak melewati jalan A Yani utamanya wilayah Kecamatan Martapura sampai dengan Kecamatan Simpang Empat.
”Masyarakat silakan gunakan jalur alternatif sambil menunggu proses perbaikan selesai," jelas Andri Koko Prabowo.
Banjir di Kabupaten Banjar mulai meluap ke dataran rendah di Kecamatan Gambut, Sungai Tabuk, dan Kertak Hanyar. Air kiriman dari Martapura mulai menutup seluruh permukaan tiga kecamatan tersebut. Para korban mulai kesulitan air bersih dan makanan jadi. Silih berganti datang permintaan untuk evakuasi.
Di Kecamatan Pengaron, bbanjir gelombang kedua kembali datang. Lebih besar dan tinggi dari banjir pertama. Ketinggian air juga masih terlihat di Martapura, Martapura Timur, Martapura Barat, Aluh Aluh, dan Beruntung Baru. Banjir juga menimpa warga Kecamatan Karang Intan.
Dapur umum mulai kewalahan melayani permintaan makanan. Dapur umum swasta terbesar didirikan oleh H Mansyur, seorang pengusaha lokal. Koordinator Dapur Umum Manis Peduli Banjir H Mansyur mengatakan, dapur umum keluarga dibuka sejak hari pertama terjadi banjir besar.
H Mansyur yang merupakan ayah dari bupati terpilih Kabupaten Banjar, Saidi Mansyur ini mengatakan tetap menerima uluran bantuan dermawan yang berkeinginan bergabung.
Pemerintah Banjar sendiri membuka hotline call center 112 di Command Center Barokah Martapura selama 24 jam.Call center bebas pulsa ini secara real time melayani ratusan laporan masyarakat terdampak banjir. Salah satu yang sempat heboh adalah penemuan mayat yang diduga korban banjir di pinggir Sungai Martapura Desa Melayu Ilir, kemarin pagi. Sampai saat ini, identitas korban belum berhasil diketahui.
Bantuan Relawan Kapuas
Sementara itu, relawan Barisan Pemadam Kebakaran (BPK) Balakar 545 Kabupaten Kapuas mengerahkan lima mobil operasional untuk mengantarkan bantuan bahan pokok, pakaian, dan lainnya untuk korban banjir di Kalsel.
”Ada lima mobil telah kami berangkatkan dengan membawa logistik berupa pakaian, makan siap saji, beras, keperluan bayi, bahan pokok lainnya, dan uang yang kami serahkan langsung ke posko di lokasi Banjir,” kata Sekretaris Umum Balakar 545 Kapuas Rahmad M Noor, Minggu (17/1).
Lebih lanjut dia mengatakan, bagi masyarakat yang ingin memberikan bantuan kepada korban banjir Kalsel, pihaknya siap menerima dan menyalurkannya langsung ke lokasi bencana.
”Kami telah membuka posko untuk penyaluran bantuan, yang nanti akan kami antarkan ke lokasi korban banjir. Dari info yang kami dapat, masih banyak saudara-saudara kita yang terjebak banjir dan masih di dalam rumah. Kami juga memerlukan perahu karet untuk membantu saudara-saudara kita yang terkena musibah,” tuturnya. (ris/mam/ma/ran/jpg/der/ign)