SAMPIT | PANGKALANBUN | PALANGKA | KOTAWARINGIN | METROPOLIS | BARITO | GUMAS | DPRD SERUYAN

SAMPIT

Rabu, 01 Juni 2016 11:46
Harga Kebutuhan Pokok Mencekik, Operasi Pasar Tak Efektif
Ilustrasi (ISTIMEWA)

PANGKALAN BUN - Kenaikan harga kebutuhan pokok saat Ramadan dan Idul Fitri seakan menjadi rutinitas yang tidak bisa dihindari. Operasi pasar yang dilakukan pemerintah dalam mengatasi kenaikan harga dianggap tidak efektif lagi.

”Yang diperlukan saat ini adalah pengendalian harga. Pemerintah punya wewenang dan kekuatan untuk menjaga dan menekan harga, kenapa tidak dilakukan,” ujar pengamat ekonomi dari Universitas Antakusuma Pangkalan Bun Petronila, Selasa (31/5) pagi.

Dari tahun ke tahun, pemerintah hanya mengandalkan operasi pasar. Namun kenyataan di lapangan, operasi pasar tidak mampu menekan harga. Kini kenaikan harga sembako tidak hanya terjadi saat Ramadan dan Idul Fitri, tapi juga Natal dan tahun baru.

”Dari tahun-tahun sebelumnya tetap tidak bisa menekan harga agar lebih terjangkau,” ujarnya.

Menurutnya, pemerintah saat ini harus mempertahankan jumlah pasokan dan memikirkan distribusi dan sebaran pengelolaan logistik sembako. Jangan lagi terpusat di Jawa.

Pemerintah bisa memanfaatkan Bulog untuk menjadi salah satu supergrosir atau distributor sembako di seluruh wilayah Indonesia, terutama di luar Pulau Jawa yang selama ini sering kekurangan pasokan.

”Manfaatkan Bulog, selama ini Bulog kurang dimaksimalkan. Jadikan Bulog sebagai penyuplai sembako (tidak hanya beras dan gula). Pemerintah bisa menekan harga dengan pasokan harga sembako yang murah dan melimpah dari Bulog kepada masyarakat,” tambah dosen Fakultas Ekonomi ini.

Menurutnya, pemerintah melakukan pembiaran. Pemerintah hanya bisa mengeluarkan hitungan harga eceran tertinggi (HET) tanpa memberikan sanksi bagi mereka yang menjual sembako di atas HET.

”Sanksi masih sangat lemah, sampai sekarang kita belum pernah mendengar adanya sanksi bagi pedagang atau bahkan distributor yang menjual sembako atau barang kebutuhan lain seperti pupuk misalnya di atas HET yang ditentukan oleh pemerintah,” tandasnya.

Sebagaimana diketahui, harga gula kini sudah mencapai Rp 18 ribu di tingkat pengecer, kenaikan harga kebutuhan lain juga makin masif terjadi. Pantauan koran ini di Pasar Karang Mulya, Pangkalan Banteng, harga ayam potong saat ini naik dari Rp 27 ribu menjadi Rp 29 ribu per kilogram, telur ayam dari Rp 40 ribu menjadi Rp 42 ribu per karton, daging Rp 125 ribu per kilogram, minyak goreng curah tanpa merek Rp 17 ribu per 1,5 liter. Bahkan untuk saat ini harga beras paling murah sudah mencapai Rp 11 ribu per kilogram sedangkan harga beras pulen istimewa di kisaran Rp 13 ribu per kilogram.

Triastuti, pengunjung pasar Karang Mulya, mengatakan bahwa masyarakat hanya pasrah dengan kenaikan harga kebutuhan pokok. Operasi pasar yang dilakukan pemerintah hanya bersifat sektoral saja. Secara umum kegiatan tersebut tidak bisa dilakukan secara terus menerus.

”Operasi pasar belinya hanya terbatas. Kalau sudah habis dimakan, kita beli lagi tetap beli di toko sembako kembali dengan harga tinggi. Jadinya kurang efektif,” katanya. (sla/yit)


BACA JUGA

Rabu, 09 September 2015 22:17

Dishub Diminta Tambah Traffic Light

<p><strong>PALANGKA RAYA</strong> &ndash; DPRD Kota Palangka Raya menilai sejauh…
Sitemap
  • HOME
  • HOT NEWS
  • NEWS UPDATE
  • KOLOM
  • RAGAM INFO
  • INSPIRASI
  • FEATURE
  • OLAHRAGA
  • EKONOMI
Find Us
Copyright © 2016 PT Duta Prokal Multimedia | Terverifikasi Dewan Pers