SAMPIT – Keluarga Yoga, korban pembunuhan sadis di Kecamatan Cempaga, curiga pelaku pembunuhan, Dony alias Adun, bersekongkol dengan ayah dan adiknya. Mereka mendesak aparat juga menetapkan ayah dan adik pelaku diproses hukum.
Yadi, keluarga korban mengatakan, pihaknya sudah curiga dengan Dony pada Selasa (5/7) lalu, dua hari setelah Yoga menghilang. Mereka mendapat informasi Yoga bersama Dony, setelah korban mengantar adik iparnya.
Kecurigaan kian kuat karena Dony selalu berusaha menghindar saat ditemui. ”Dari situ kita sudah curiga. Setiap ditemui, dia selalu lari,” ungkapnya.
Selain itu, ketika mereka datang ke kediaman Dony, ayah Dony dan adiknya enggan membukakan pintu. ”Kalau memang merasa tidak melakukan, kenapa takut? Kita curiga ayah dan adiknya itu mungkin sudah tahu kalau dia (Dony, Red) yang menghabisi korban,” tuturnya.
Keluarga Yoga kemudian mengatur strategi agar Dony bisa ditemui. Mereka menjemput paksa adik Dony untuk memancingnya. ”Saat itu baru dia (Dony) datang mau menjemput adiknya,” katanya.
Keluarga korban langsung mencecar Dony dengan pertanyaan terkait hilangnya Yoga. ”Setelah kita tanya, Dony selalu menunduk. Kami jadi semakin curiga, kenapa dia tidak berani menatap wajah kami,” kata Muri, keluarga korban lainnya.
Karena gerak-geriknya mencurigakan, Dony sempat diantar ke Pos Polisi Pelantaran untuk diamankan sementara. ”Namun, yang membuat kami sangat kecewa, saat kami berupaya mencari barang bukti di lapangan, belum 1x24 jam, (Dony) oleh Pos Polisi setempat malah dilepas,” kata Muri.
Padahal, lanjut Muri, kalau saja saat itu polisi mendalami keterangan Dony, jasad korban sudah bisa ditemukan pada Selasa lalu. ”Mungkin waktu itu dia sudah habis melakukannya,” ujarnya.
BACA JUGA: BIADAB!!! Gara-Gara Cemburu, Teman Baru Menikah Dibantai, Mayatnya Dibuang
---------- SPLIT TEXT ----------
Selain menyeret pelaku, keluarga korban meminta agar adik dan ayah Dony juga diproses hukum. Mereka menduga ada persekongkolan dalam pembunuhan tersebut. Polisi sendiri sudah mengamankan Dony sebagai pelaku.
”Sejauh ini baru satu pelaku yang kami amankan dan akan kami kembangkan, sementara ayah dan adiknya masih sebagai saksi,” kata Kapolres Kotim melalui Waka Polres Kompol Bronto Budiyono saat memberikan penjelasan kepada keluarga korban.
Sementara itu, saat diperiksa aparat, Dony membantah membunuh temannya karena dendam asmara. Menurutnya, pembunuhan sadis itu karena ia ingin menguasai sepeda motor Yoga.
Akan tetapi, keterangan tersebut janggal. Pasalnya, setelah menghabisi korban, Dony tak langsung membawa lari motor tersebut. Motor Yoga ditemukan di sebuah kebun karet, yang lokasinya agak jauh dari tempat mayat korban ditemukan.
Polisi telah mengamankan sepeda motor tersebut sebagai bukti. Pisau yang digunakan pelaku untuk menghabisi korban, saat ini masih dicari polisi. Keluarga korban sendiri tidak terima Yoga meregang nyawa secara sadis. Istri korban beberapa kali jatuh pingsan. (co/ign)