SAMPIT – Pembunuhan yang dilakukan Dony alias Adun (21) terhadap temannya sendiri, Yoga alias Eet (19) betul-betul kejam. Korban dihujani beberapa tikaman, termasuk leher yang pertama kali ditusuk. Wajah korban juga dihantam. Aksi keji itu belum berhenti sampai korban benar-benar tewas.
Hal tersebut terungkap berdasarkan keterangan polisi, Sabtu (9/7). Jenazah korban diautopsi di kamar jenazah RSUD dr Murjani Sampit oleh dr Ricka Brillianty Zaluchu Sp KF, ahli forensik yang didatangkan dari RSUD dr Doris Sylvanus Palangka Raya bersama timnya. Selesai autopsi, jasad korban langsung dibawa keluarga ke Desa Pelantaran untuk dimakamkan.
Dari pemeriksaan terhadap jenazah, ada bekas luka tusuk di bagian belakang, pinggang kanan, punggung kiri dan kanan, serta hantaman benda tumpul pada bagian belakang, dekat leher korban yang mengakibatkan tulang iga patah.
Kemudian, bekas hantaman benda tumpul di bagian wajah korban yang diduga akibat pukulan atau diinjak pelaku yang mengakibatkan sejumlah gigi Yoga patah. Kepada aparat, Dony mengaku, penusukan pertama diarahkan ke bagian leher depan korban. Dia melakukan itu dari belakang korban, ketika Yoga lengah.
Dony kembali menusuk pinggang ketika melihat korban belum roboh. Saat itulah Yoga tumbang. Aksi brutalnya disusul sejumlah tikaman hingga Yoga tewas di lokasi kejadian, PT TASK III Afdeling 22 blok P56 Desa Jemaras, Kecamatan Cempaga.
Setelah memastikan Yoga tewas, Dony menyeretnya sekitar 20 meter dan membuangnya ke semak-semak, kemudian menutupi jasad Yoga dengan dedaunan. ”Setelah dibunuh, baju dan celana korban dilepas dan dibuang sekitar lima meter dari TKP bersamaan dengan pisau yang digunakan,” kata Kapolsek Cempaga Ipda Harno yang juga turun ke kamar jenazah.
Menurut Harno, barang bukti sudah mereka amankan, salah satunya motor korban yang disembunyikan di kebun karet, Desa Bunut. Ponsel Yoga yang sempat diambil Dony juga diamankan bersama baju yang dikenakan ketika menghabisi korban. Baju itu sempat disembunyikan di kediaman ibunya, Desa Keruing. (co/ign)