SAMPIT – Perang terhadap peredaran narkotika di Kotim kian gencar. Bukan hanya oleh aparat dan lembaga berwenang, kelompok masyarakat sipil pun turun tangan. Sejumlah tokoh yang akan tergabung dalam Gerakan Nasional Anti Narkotika (Granat) Kotim siap membantu memberantas peredaran barang haram itu.
”Rencana Agustus ini sudah dilantik kepengurunnya (Granat Kotim, Red). Semoga itu bisa terlaksana dengan baik,” ujar Ansen Tue, calon Ketua DPC Granat Kotim, Minggu (31/7).
Menurut Ansen, Granat akan melibatkan banyak pihak, mulai dari pemuka agama, adat, masyarakat, pemuda, dan politisi. ”Peredaran narkoba dan sejenisnya hingga peredaran obat daftar G jadi perhatian serius. Saya melihat pemberitaan di media itu sehari-hari selalu termuat tentang narkoba. Ini artinya peredaran di Kotim sudah sangat berbahaya,” ujarnya.
Calon Sekretaris DPC Granat Kotim Rimbun menambahkan, pemberantasan peredaran narkoba tersebut bukan hanya tanggung jawab kepolisian dan petugas BNN, tetapi juga masyarakat. Selain itu, guru di sekolah juga memiliki tanggung jawab moral menyelamatkan anak didiknya dari kerusakan moral akibat mengonsumsi narkoba.
”Pemerintah harus berusaha meminamalisir dan menekan serendah mungkin penyelundupan narkoba dari luar negeri ke Indonesia. Ini untuk menyelamatkan rakyat Indonesia dari kehancuran moral," tegasnya. (ang/ign)