SAMPIT –Listrik prabayar saat ini menjadi tren di Kabupaten Kotawaringin Timur. Pelanggan PLN ramai-ramai beralih dari paskabayar ke prabayar. Penggunanya pun melonjak dan telah mencapai 48,58 persen dari total 80.966 pelanggan PLN di Kotim.
”Sekarang masyarakat banyak beralih ke listrik prabayar. Jumlahnya mengalami penambahan sekitar 2.300 orang,” Manajer PLN Cabang Sampit, Ginter Theo Limin, Jumat (2/9).
Selama ini, lanjutnya, rata-rata masyarakat masih ragu menggunakan listrik prabayar dan cenderung lebih mempertahankan penggunaan listrik paskabayar. Padahal, jika masyarakat jeli, listrik prabayar memiliki banyak keuntungan.
Salah satunya, kata Ginter, pelanggan bebas menentukan jumlah biaya yang harus dikeluarkan untuk menggunakan listrik. Hal itu berbeda dengan paskabayar yang harus membayar setelah listrik digunakan.
Selain itu, saldo dari pulsa listrik prabayar tidak bisa kedaluwarsa. Misalnya, jika pelanggan tidak menggunakan listrik, sementara saldo listriknya masih ada, mereka masih bisa menggunakannya di kemudian hari. Karena itu, jika pelanggan bermaksud meninggalkan rumah selama berbulan-bulan atau bertahun-tahun, mereka tidak perlu khawatir saldo listrik hangus.
Ginter menambahkan, pelanggan listrik prabayar juga tidak akan terganggu dengan kedatangan petugas pembaca kwh meter yang selalu datang setiap bulan. ”Jadi, sebenarnya listrik prabayar lebih praktis kalau pelanggannya mau segala sesuatunya simpel,” ujarnya.
Lebih lanjut diakatakan, pembelian pulsa saldo listrik prabayar bisa dilakukan menggunakan SMS Banking atau Internet Banking. Bahkan, counter pulsa saat ini juga banyak yang menjual pulsa saldo listrik.
”ATM juga, itu pasti. Katakanlah kita kehabisan pulsa tengah malam, kita tinggal SMS saja dan langsung bisa isi ulang pulsa listriknya,” ujarnya.
Saat ini, pengguna listrik prabayar telah merata di Kotim. Tidak hanya pelanggan rumah tangga biasa, kos-kosan pun menggunakannya. Menurutnya, harga listrik per kwhnya lebih murah jika menggunakan listrik paskabayar. Tetapi, kekurangan listrik paskabayar adalah terdapat biaya beban yang harus dibayarkan setiap bulan.
Biaya beban tersebut, berbeda-beda, tergantung besaran daya yang digunakan pelanggan. Dengan adanya biaya beban, meskipun rumah kosong dan listrik tidak digunakan, pelanggan tetap memiliki kewajiban membayar rekening.
Misalkan seorang pelanggan menggunakan daya 1.300 VA, dia dibebani biaya beban Rp 25 ribu. Kalau harga listriknya Rp 690 per kwh dan dia sebulannya memakai 100 kwh, maka hitungannya 690x100=69.000. Hasil tersebut ditambah dengan biaya beban Rp 25 ribu, berarti harga yang harus dibayar adalah Rp 94 ribu.
”Sementara kalau listrik prabayar, harga per kwhnya memang lebih mahal, Rp 720 per kwh. Tapi tidak ada biaya tambahan-tambahan lainnya,” pungkasnya. (sei/ign)