SAMPIT – Angka kriminalitas di Kotim kian mengkhawatirkan. Setelah empat kasus pembunuhan dalam dua bulan terakhir, kini pencurian buah kelapa sawit yang berujung maut. Korbannya Adolf Gabriel.
Pria 59 tahun itu bekerja sebagai satpam di PT Agro Karya Prima Lestari (AKPL) di Dusun Tajur Betas, Desa Kapuk, Mentaya Hulu. Dia diduga tewas setelah dikeroyok sejumlah pencuri sawit. Adolf juga ternyata mengidap penyakit jantung.
Kasus pencurian buah kelapa sawit memang hampir saban bulan terjadi sepanjang 2016 ini. Setidaknya ada 31 kasus yang sampai ke meja kepolisian hingga September lalu. Sepanjang sembilan bulan itu, hanya Mei yang tak ada laporan pencurian kelapa sawit.
Kejadian yang menewaskan Adolf Gabriel terjadi pada Kamis (6/10) lalu. Saat itu dia menjalani patroli rutin di sekitar area perkebunan kelapa sawit milik PT AKPL untuk mengantisipasi pencurian.
Kamis sore, putra bungsu korban, Jekson Gebriel (36) mencoba menghubungi ayahnya yang tak kunjung pulang. Namun telepon genggam Adolf Gabriel tak aktif. Dia lantas mencari keberadaan ayahnya bersama satpam lainnya.
Sekitar pukul 20.40 malam, kenyataan pahit yang harus diterima Jekson. Ayahnya ditemukan dalam kondisi tidak bernyawa dan tersandar di bawah pohon karet. Tubuhnya penuh luka memar akibat pukulan benda tumpul.
”Kalau ada laporan orang yang mencurigakan, (Adolf) langsung bergerak, siang atau malam tetap akan berangkat. Memang mengarah ke pengejaran pelaku pencuri buah sawit, lalu dikeroyok,” ungkap Jekson saat dibincangi Radar Sampit di kamat mayat RSUD dr Murjani Sampit, Jumat (7/10).
---------- SPLIT TEXT ----------
Jenazah Adolf tiba di kamar mayat RSUD dr Murjani Sampit pada Jumat (7/10) dini hari. Jekson tampak tidak kuasa melihat ayah telah tiada. Sambil mengelus kepala ayahnya yang terbujur kaku, dia bercerita dengan suara parau.
”Selama enam tahun bekerja sebagai satpam, memang sudah sering menangani pencurian. Saya tidak tahu kejadiannya akan seperti ini. Kalau kerja, hanya bertugas seperti biasa. Terakhir di hari kejadian sempat melakukan patroli bersama rekan satpam yang lain,” ungkapnya.
Rencananya jasad Adolf dipulangkan ke daerah asalnya di NTT untuk dimakamkan. ”Dimakamkan di sana, masih belum tahu kapan (jasad ayahnya) bisa dibawa. Di sana (NTT) ada saudara. Saya anak terakhir dari tiga bersaudara,” imbuhnya.
Terpisah, Kapolres Kotim AKBP Hendra Wirawan menerangkan, kasus tersebut masih belum bisa dipastikan merupakan korban pembunuhan. Sebab belum ada saksi yang menguatkan kejadian tersebut.
”Selain itu, riwayat korban juga memiliki penyakit jantung. Dugaan, saat terjadi perkelahian penyakitnya kambuh. Dari hasil visum ada dua luka memar pada tubuh korban. Saat ini masih penyelidikan,” jelas Hendra. (mir/dwi)