SAMPIT – Duelmaut dua buruh sawit, Fahriansyah (22) dan Amrullah (31), mengorbankan satu nyawa. Amrullah tewas bersimbah darah di ujung senjata tajam Fahriansyah yang dihujamkan ke tubuhnya sebanyak tiga kali. Masalahnya sepele, karena berebut cas handphone.
Peristiwa itu terjadi Rabu (11/1) lalu, sekitar pukul 20.15 WIB. Dua buruh itu sebelumnya berteman baik dan tinggal dalam satu kamar mes perusahaan. Hubungan keduanya mulai renggang dalam sebulan terakhir. Pasalnya, Fahri yang sering berkeluh kesah kepada teman-temannya, mengaku beberapa kali kehilangan beras.
Fahri kemudian berniat pindah ke mes Saleh, rekannya yang lain. Hingga waktu kejadian, alat pengisi baterai handphone miliknya tertinggal. Ketika kembali, Amrullah yang berada di dalam tempat masih menggunakannya.
Saat Fahri ingin mengambil barang tersebut, terjadi adu mulut. Amrullah marah dan mengambil parang, kemudian berusaha menyerangnya. Mereka sempat dilerai karyawan lainnya, Ruswandi.
”Rusmandi sempat melerai keduanya. Namun, korban (Amrullah) yang membawa parang mencoba mengejar pelaku (Fahri). Dari situ semua terjadi,” ucap Saleh didampingi rekannya M Zulkifli di depan ruang jenazah RSUD dr Murjani Sampit, Kamis (12/1).
Parang yang dibawa Amrullah langsung dilayangkan beberapa kali, namun berhasil ditangkis. Lantaran merasa terancam, pisau dapur yang ada di pinggang kiri Fahri dikeluarkan dan ditusukkan ke Amrullah.
”Fahri ditebas duluan. Kena tangan kiri dan bahu belakang juga luka kena tebas. Kemudian dia mengeluarkan pisau dapur, lalu ditusukkan ke korban sebanyak tiga kali. Di bagian bahu kanan, perut, dan pinggang sebelah kiri,” ujarnya.
Dua pria yang berasal Martapura, Kalimantan Selatan itu sama-sama bersimbah darah. Korban yang sudah sekarat sempat dilarikan ke klinik perusahaan. Namun, Tuhan berkehendak lain. Amrullah meninggal dalam perjalanan.
”Sempat divisum di klinik. Kejadian itu dilaporkan ke polsek. Pelaku tidak melarikan diri dan diamankan pihak perusahaan,” katanya.
Sekitar pukul 02.00 WIB kemarin, jasad korban tiba di kamar mayat dan rencananya hari ini akan diautopsi untuk mengetahui penyebab kematian pria yang memiliki tato di lengan kanannya itu.
Kapolsek Pundu Iptu Rachmat membenarkan kejadian itu. Pihaknya masih mendalami kasus tersebut.
Terpisah, Adul, kakak korban mengatakan, pihaknya ingin jasad adiknya secepatnya bisa dikembalikan ke keluarga di Desa Cinta Puri, Martapura. Mengenai autopsi, dia tidak sepakat. Sebab, kematian almarhum sudah jelas karena pisau dan pelaku sudah tertangkap.
”Secepatnya lah, biar bisa kami makamkan. Kami bersyukur pelakunya sudah tertangkap dan hanya ingin jasadnya dikembalikan. Tidak lama baru tiga bulan (korban) bekerja,” ujar Adul melalui telepon seluler. (mir/rm-77/ign)