PANGKALAN BUN – Banjir di Kecamatan Arut Utara, Kobar, makin parah. Semua desa di kecamatan itu sudah tenggelam. Total hingga kemarin, satu kelurahan dan sepuluh desa yang terendam. Kecamatan tersebutpun kian terisolir karena dikepung genangan air. Pemerintah belum menyalurkan bantuan kepada korban bencana tersebut yang keseluruhan berjumlah 713 kepala keluarga.
Pantauan Radar Sampit di Kelurahan Pangkut Jumat (3/3) kemarin, rumah-rumah masyarakat di RT 1 yang terlihat hanya atapnya. Padahal mayoritas rumah masyarakat berupa rumah panggung. Air yang terus meninggi menenggelamkan hampirnya semuanya..
Warga yang awalnya bertahan di rumah mulai berpikir ulang mencari tempat mengungsi. Yang masih beryahan adalah yang memiliki rumah berlantai dua.
Banjir memang terus meluas. Awalnya hanya lima desa dan satu kelurahan. Namun hingga kemarin petang, sepuluh desa dan satu kelurahan diterjang banjir dengan ketinggian bervariasi. Jalan-jalan digenangi air sehingga sulit dilewati seperti jalan utama menuju Kelurahan Pangkut, jalan dan jembatan menuju Desa Sukarame, dan juga jalan menuju Nangamua.
”Kalau yang parah ini sudah lima hari. Tapi hari ini (kemarin) hujan deras dan membuat seluruh desa dan kelurahan sudah rata kena banjir. Tapi (ketinggian banjir) di satu desa dan lainnya bervariasi," kata Camat Arut Utara (Aruta) Marwoto.
Dikatakan Marwoto, desa-desa di Aruta semuanya berada di bantaran sungai. Sehingga saat air Sungai Arut meluap, semuanya terdampak.
Kelurahan Pangkut yang paling terdampak lantaran paling banyak warga yang menjadi korban. Sementara korban yang memerlukan bantuan darurat ada di Desa Sukarame. Perlu perahu karet untuk mengevakuasi warga karena banjir sudah menyentuh atap rumah.
”Yang parah di Pangkut Seberang, Sukarame, Gandis, Nangamua dan Penyombaan. Itu banjirnya sudah sampai atap rumah," terangnya.
Sejauh ini, tambah Marwoto, belum ada bantuan dari pemerintah. Namun, pihaknya sudah melaporkan kepada Pemkab Kobar terkait banjir itu karena jumlah warga yang terdampak juga terus bertambah. ”Informasinya nanti hari Minggu pemkab akan turun menyerahkan bantuan," terangnya.
Sementara Babinkabtimas Desa Sukarame Bripka Ratno Eko Mandiri mengatakan, banjir di sana sudah terjadi satu minggu lebih. Banjir ini membuat desa semakin terisolir karena jembatan gantung sebagai akses utama sudah terendam banjir dengan ketinghian 180 centimeter.
”Sudah parah. Air terus bertambah tinggi. Hal ini membuat Desa Sukarame semakin terisolir," ujarnya.
Sementara Ketua RT 1 Kelurahan Pangkut, Gaol, mengatakan bahwa kemarin yang paling parah. ”Sudah banyak yang meninggalkan rumah dan mengungsi ke tempat saudara. Kalau yang rumahnya dua lantai, itu bertahan di atas. Karena air bertambah terus," kata Gaol. ”Mudahan secepatnya diberi bantuan karena kami sudah kesulitan mencari bahan makan," tambahnya. (rin/dwi)