NANGA BULIK – Anak-anak yang menjadi korban pencabulan tersangka BS (68) oknum mantan pendeta bertambah, jika sebelumnya yang melapor adalah tiga bersaudara, AP (13), JG (12) dan JD (10), kini tambah dua anak lagi, sebut saja MR dan ME yang berusia sekitar 9 tahunan, sehingga total korban menjadi lima anak.
“Memang benar, dari hasil pengembangan penyidikan ada dua lagi korban pencabulan dari tersangka BS,” ungkap Kapolres Lamandau AKBP Andika K Wiratama didampingi Kasatreskrim AKP Syamsurizal Prima melalui Kanit III PPA Bripka Sutrisno, Rabu (7/2).
Dibeberkannya bahwa bertambahnya jumlah korban ini berasal dari keterangan korban sebelumnya serta pengakuan dari tersangka. Kemudian kedua korban tersebut setelah diperiksa juga mengakui, sehingga dipastikan ada dua korban lagi yang diduga pernah dicabuli tersangka BS.
“Kami sudah menanyakan dengan korban dan membenarkan. Namun kedua korban ini belum diperiksa secara intensif, karena psikologisnya belum stabil," ucap Sutrisno.
Modusnya, tersangka BS memang telah lama mengenal kedua orang tua korban. BS juga sering berkunjung ke rumah orang tua korban. Setelah cukup akrab, maka BS sering kali mengajak anak-anak yang menjadi korban nafsu bejatnya itu untuk bermain ke rumahnya tanpa dicurigai oleh orang tua korban.
“Kemudian para korban dicabuli di rumahnya, dengan iming-iming uang jajan. Namun detailnya kapan dan berapa kali dicabuli masih kami dalami,” imbuhnya.
Pihaknya, kata Sutrisno masih terus mendalami kasus ini untuk mencari korban-korban lain. Sementara menungggu kondisi dua korban stabil untuk dilakukan pemeriksaan mendalam, pihaknya sudah melakukan visum terhadap korban dan menunggu hasilnya.
Terpisah, salah satu anggota DPRD Lamandau, Wardi Ningsih mengaku prihatin dengan semakin maraknya kasus pencabulan atau pelecehan seksual terhadap anak di Kabupaten Lamandau belakangan ini.
Menurutnya para predator anak ini tidak boleh dibiarkan bebas berkeliaran, para pelaku harus dihukum seberat-beratnya.
"Karena ini menyangkut masa depan anak-anak. Para korban pasti terluka fisik dan mentalnya, penyembuhannya akan sulit, satu korban saja sudah merupakan perbuatan bejat, apalagi ini lima korban. Jangan-jangan masih banyak korban lainnya, tapi malu melapor," ujar satu-satunya anggota legislatif di Lamandau dari kaum perempuan ini.
Sebagai ibu yang juga memiliki anak perempuan, ia sangat sedih melihat kejadian ini . Karena dari tahun ke tahun jumlah kasus justru terus bertambah. Ia mengimbau kepada para ibu agar lebih perhatian kepada anak-anaknya, memantau perubahan perilaku anak.
Dan waspada terhadap orang di sekitar anak, karena biasanya pelaku pelecehan seksual adalah orang dekat yang dikenal, termasuk keluarga .
"Apalagi sedang mempersiapkan menuju Kabupaten Layak Anak. Instansi terkait diharapkan lebih intensif memberikan sosialisasi kepada masyarakat tentang hal ini, jangan sampai terulang. Ini adalah fenomena gunung es, mungkin yang melapor hanya sedikit karena dianggap aib keluarga, perlu dijelaskan jika terjadi hal serupa harus ada melaporkan ke pihak berwajib. Anak-anak juga perlu dibekali cara melindungi diri sendiri agar terhindar dari predator anak, " tegasnya. (mex/fm)