PALANGKA RAYA - Konsep penataan pinggiran di Daerah Aliran Sungai (DAS) Kahayan di Palangka Raya, terhitung dari kawasan wisata taman Pasuk Kameloh (Jembatan Kahayan), tugu Soekarno hingga kawasan Pelabuhan Rambang. Rencana ini merupakan mimpi yang ingin diwujudkan Pemerintah Kota (Pemkot) Palangka Raya, yakni menciptakan kawasan pinggiran sungai menjadi area “Water Front City” .
Menurut Wali Kota Palangka Raya, Fairid Naparin, konsep Water Front City bukanlah konsep yang pelaksanaan dengan cepat bisa dilakukan. Melainkan mengikuti skema jangka panjang dalam mewujudkannya.
“Penataan ini memang untuk jangka panjang atau kedepannya, walaupun kawasan water front city sudah ditetapkan namun memerlukan banyak sinergi dari berbagai pihak,” ungkapnya, Senin (24/12).
Sinergi itu lanjut Fairid, tentu Pemerintah Kota (Pemkot) Palangka Raya, akan melakukan penjajakan melalui sebuah konsep perencanaan yang tepat. Sehingga makna dan tujuan yang akan dicapai bisa terpenuhi.
“Intinya perlu memperbanyak koordinasi yang baik, khususnya dengan pemerintah provinsi hingga pemerintah pusat,” tambahnya.
Fairid juga menjelaskan, untuk mewujudkan kawasan water front city tentu harus memperhatikan aspek-aspek yang tepat. Seperti kesiapan pada zona pembangunan yang mencakup amdal, penataan kawasan perumahan dan lain sebagainya hingga kawasan itu ditetapkan sebagai kawasan water front city.
“Yang jelas kita melakukan secara bertahap. Seperti halnya taman Pasuk Kameloh ini, Selanjutnya terus menerus dikoordinasikan untuk mendapat dukungan pemerintah provinsi dan pemerintah pusat,”imbuhnya.
Sementara itu, Plt Kepala Dinas Perumahan Rakyat dan Kawasan Pemukiman (Disperkim) Kota Palangka Raya, Imbang menyatakan perencanaan kawasan water front city adalah konsep penataan di kawasan bantaran sungai. Perencanaannya akan dilakukan dari kawasan Jembatan Kahayan hingga kawasan Pelabuhan Rambang.
“Ini bagian konsep perencanaan pemerintah kota yang tetap dilakukan dengan melihat alokasi anggaran dalam melaksanakan proses penataan,”tandasnya. (agf/gus)