SAMPIT – Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) melalui Direktorat Jenderal Bina Marga Balai Besar Pelaksanaan Jalan Nasional XI, berencana melakukan uji beban di Jembatan Bajarum. Pengujian itu akan dilakukan akhir bulan ini selama tiga hari. Selama proses itu berlangsung, jembatan akan ditutup total.
Rencana tersebut tertuang dalam surat edaran yang ditujukan pada Pemkab Kotim. Penutupan jembatan tersebut merupakan program preservasi jembatan nasional oleh Satuan Kerja P2JN Provinsi Kalteng. Evaluasi dilakukan terhadap kondisi struktur eksisting jembatan.
Kegiatan yang akan dilaksanakan berupa pengujian statis. Tujuannya untuk mengetahui kondisi struktur jembatan (lendutan dan tegangan). Pengujian dilakukan dengan cara memberikan beban pada jembatan berupa muatan truk.
Pengujian dijadwalkan mulai 28 Februari sekitar pukul 08.00 WIB hingga 1 Maret sekitar pukul 08.30. Rangkaian pengujian dimulai dari pemasangan alat sensor, instalasi sensor ke data logger dan setting, kemudian dilanjutkan pengujian tipikal bentang satu (100 meter). Penutupan total jembatan akan berlangsung sekitar dua jam.
Setelah itu jembatan akan dibuka kembali, lalu dilanjutkan pengujian tipikal bentang dua sepanjang 60 meter. Selama proses itu, jembatan kembali ditutup. Lalu lintas dibuka selama setengah jam, dilanjutkan lagi dengan uji bentang tiga sepanjang 50 meter.
Kepala Seksi Jembatan Bidang Bina Marga Dinas Pekerjaan Umum dan Tata Ruang (PUPR) Kotim Fahmi mengatakan, informasi itu memang harus disampaikan lebih dini agar menjadi perhatian masyarakat. ”Kasihan kalau ada masyarakat yang sudah melakukan perjalanan jauh-jauh, tetapi jalannya ditutup,” ujarnya.
Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) Perencanaan dari Kementerian PUPR Direktorat Jenderal Bina Marga Balai Besar Pelaksanaan Jalan Nasional XI melalui Satuan Kerja Perencanaan dan Pengawasan Jalan Nasional Provinsi Kalimantan Tengah Femy Arizona mengatakan, Jembatan Bajarum perlu dilakukan pengujian statik untuk mengetahui kondisi struktur jembatan, seperti adanya lendutan atau tegangan.
“Pengujian ini kami lakukan untuk mengetahui kondisi Jembatan. Apakah masih sehat atau tidak? Caranya dengan memberikan beban pada Jembatan berupa truk bermuatan yang digunakan tiga kali siklus dengan berat 150 ton, 200 ton, dan 250 ton,” kata Femy, Selasa (4/2).
Lebih lanjut, Femy mengatakan pengujian statik atau uji beban muatan pada sebuah Jembatan dilakukan tergantung pada kondisi jembatan. Dalam pemeriksaan jembatan ada empat hal yang harus diketahui, yakni pemeriksaan inventarisasi yang dilakukan pada awal jembatan tersebut dibangun.
Pemeriksaan inventarisasi untuk mencatat data administrasi jembatan, data kapasitas lalu lintas jembatan, data kapasitas muatan jembatan, dan lainnya. ”Ada juga pemeriksaan survei detail jembatan yang idealnya dilakukan setiap lima tahun sekali untuk mengetahui kerusakan elemen-elemen jembatan,” ujarnya.
Pemeriksaan jembatan ketiga, yakni melakukan survei rutin jembatan yang dilakukan setiap tahun yang tujuannya untuk mengetahui atau menilai kondisi jembatan.
Keempat, pemeriksaan survei khusus jembatan. Survei ini perlu dilakukan apabila dilakukan survei yang lebih detail lagi, yang tujuannya untuk mengetahui kondisi kesehatan jembatan. Misalnya, setelah ditabrak tongkang atau kejadian lain yang bisa membahayakan struktur jembatan dan membahayakan pengguna jalan.
”Untuk yang mau kami laksanakan di Jembatan Bajarum ini masuk dalam kategori pemeriksaan survei khusus, karena pernah ditabrak tongkang, sehingga ini memang perlu dilakukan,” katanya.
Sementara itu, Benny, warga yang saban hari melintas di jembatan tersebut mengaku belum mengetahui rencana penutupan tersebut. ”Belum tahu ada rencana itu. Kalaupun nanti ditutup, semoga tidak mengganggu aktivitas kami saat siang hari. Kalau malam saat jam istirahat saya kira tidak masalah,” katanya.
Benny mendukung pengecekan terhadap kondisi jembatan itu. Pasalnya, jembatan tersebut merupakan satu-satunya akses di ruas jalan nasional tersebut. ”Kalau jembatan ini rusak, yang repot masyarakat. Kami mendukung jembatan itu dicek supaya aman dan nyaman dilalui,” katanya.
Catatan Radar Sampit, Jembatan Bajarum pernah ditabrak tongkang perusahaan pertambangan pada 2013 silam. Akibatnya, tiang jembatan retak, sehingga mengakibatkan aktivitas lalu lintas lumpuh total.
Perbaikan dilakukan selama sebulan penuh dengan biaya sebesar Rp 5,5 miliar. Seluruh biaya perbaikan ditanggung sepenuhnya PT Manna Lines, perusahaan pelayaran pemilik tongkang bermuatan bijih besi milik PT Feron Tambang Kalimantan yang menabrak jembatan tersebut. (ang/hgn/ign)