ARUT UTARA – Puluhan peserta lomba pacu Perahu Katinting di kawasan Sungai Arut, Desa Penyombaan, Kecamatan Arut Utara, Kabupaten Kotawaringin Barat meriahkan peringatan HUT Republik Indonesia ke-75, Selasa (18/8) kemarin.
Kepala Desa Penyombaan, Murni mengatakan bahwa lomba Katingting kali ini bertujuan memberikan peluang bagi warga untuk meningkatkan kemampuannya dalam menahkodai perahu.
"Selain sebagai ajang mencari bakat dan meningkatkan kemampuan warga, lomba Katinting ini juga sebagai kegiatan di tengah wabah Covid-19. Tahun ini ada 23 peserta yang memperebutkan juara," ungkapnya.
Murni juga menjelaskan bahwa lomba yang mulai digelar pada tahun 2019 ini persertanya merupakan warga Desa Penyombaan dengan menggunakan perahu-perahu kecil atau kelotok untuk kebutuhan transportasi menuju ke perkebunan. Mesin yang digunakan rata-rata berkekuatan 6-8 PK, berbahan bakar bensin dengan panjang perahu 4 meter dan lebar 75 centimeter.
“Pada babak final lomba Katinting kali ini dimenangkan oleh Hasan dengan waktu tempuh 12 detik saat mencapai garis finish dari lintasan sejauh 150 meter,” katanya.
Pihaknya berharap lomba ini nantinya bisa menjadi event tahunan yang diikuti oleh seluruh desa dan kelurahan di Kecamatan Arut Utara. Disamping menjadi ajang kemampuan dan kreativitas, lomba Katinting juga bisa menarik pariwisata lokal dan mancanegara.
"Lomba Katinting ini bisa dikembangkan dan Desa Penyombaan siap menjadi tuan rumah dalam perlombaan yang nanti bisa diselenggarakan tingkat kecamatan," jelas Murni.
Sementara itu Camat Arut Utara, M.Nursyah Ikhsan berharap kepada seluruh Kepala Desa dan Lurah agar lomba Katingting bisa kembangkan khususnya untuk mencari bakat para pemuda. Camat juga mendukung penuh lomba ini bisa menjadi ajang tingkat Kabupaten, Provinsi bahkan tingkat Nasional.
"Sangat menarik, lomba Katinting ini bisa menjadi ajang mencari bakat para pemuda. Saya berharap tahun mendatang semua desa bisa mengikutinya," papar Ikhsan.
Perlu diketahui, pembuatan perahu Katinting diproduksi oleh warga Penyombaan sendiri dengan menelan biaya Rp 2 juta – Rp 3 juta setiap perahunya belum termasuk mesin. Warga sendiri banyak yang mempunyai keterampilan membuat Katinting ini, sehingga mereka jua menerima pesanan dari luar dengan harga lengkap berikisar 5-6 juta rupiah.
"Harga tergantung ukurannya, sedangkan kapasitas muat 100 kilogram lebih dengan kecepatan laju berkisar 60 kilometer per jam," ucap Sekdes Penyombaan Asrofi Ansori kepada awak media.(sam/sla)