KUMAI – Janda dua anak yang meregang nyawa di tempat tidurnya diduga dibunuh oleh orang dekat. Musababnya, tak ditemukan kerusakan pada pintu atau jendela rumahnya. Barang berharga milik korban pun tak ada yang hilang.
Sabtu (24/12) lalu, sekitar pukul 24.00 WIB, Normawati alias Selfi tewas mengenaskan di rumahnya di Jalan Bahari RT 08 Kelurahan Kumai Hilir, Kumai, Kobar. Perempuan 46 tahun itu digorok lehernya dengan senjata tajam hingga nyaris putus.
Salah seorang tetangga korban, Dedet, mengatakan bahwa korban tinggal bersama orangtua dan kedua anaknya di salah satu rumah untuk menjaga gedung sarang walet milik seorang yang dikenal dengan sebutan Anton China. Sehari-hari korban bekerja di sebuah salon di Kelurahan Kumai Hilir.
”Tidak ada yang dicuriga malam itu, paginya terdengar kabar bahwa orang dekat korban (pacar) yang membunuhnya,” ujar Dedet, Senin (26/12).
Menurut Dedet, lokasi rumah korban sangat padat dan ramai. Namun tidak ada hal yang mencurigakan pada malam kejadian tersebut. Diduga pelaku sebelumnya telah merencanakan aksinya. Sebab tetangga sekitar rumah korban tidak mendengar suara teriakan.
”Ada informasi juga pelaku sempat pulang untuk mengambil benda tajam, lalu kembali ke rumah korban untuk melancarkan aksinya. Mungkin sebelumnya ada cekcok dan diduga korban dibunuh dengan ditutupi bantal dan langsung digorok," terang Dedet.
Diteruskannya, terduga pelaku pernah menjadi residivis dan sering keluar masuk penjara karena suatu kasus. Terduga pelaku juga diketahui sudah memiliki istri yang bertempat tinggal di Kelurahan Candi, Kecamatan Kumai. ”Motifnya mungkin asmara, masyarakat Kumai banyak memperbincangkan kasus ini," tandasnya.
Sementara itu, almarhum Normawati telah dimakamkan di kampung halamannya di Desa Teluk Pulai seberang Desa Kubu, Kecamatan Kumai, Minggu (25/12) lalu. Jasad korban sebelumnya divisum di RSUD Sultan Imanuddin Pangkalan Bun.
ASM DIPULANGKAN
Pelaku pembunuhan Normawati belum tertangkap. Seorang pria berinisial ASM asal Teluk Bogam yang sempat diamankan juga sudah dipulangkan polisi karena tidak ada bukti yang menguatkan dia terlibat pembunuhan itu.
Kapolsek Kumai AKP Hendry menegaskan bahwa kasus pembunuhan itu belum terungkap pembunuhnya. Termasuk juga motif aksi bejat tersebut.
ASM, yang disebut-sebut dekat dengan korban, juga disebut tidak mengetahui kejadian sebenarnya. Sehingga ASM yang sempat diamankan Polsek Kumai untuk dimintai keterangan dengan status sebagai saksi juga dipulangkan.
Saat dimintai keterangan, ASM tidak banyak mengetahui. Diakui ASM, sebelum kejadian memang dirinya sempat SMS korba menanyakan sudah tidur apa belum. Namun itu juga sudah sering dilakukan antara ASM dengan korban.
”Sempat diamankan 1x24 jam. Namun dari keterangannya, tidak ada mengarah ke ASM. Jadi tadi siang (kemarin) sudah kami pulangkan," ujar Hendry.
Dari keterangan ASM, dirinya kenal dengan korban dua bulan terakhir. Namun hanya sebatas teman. Tidak ada hubungan spesial. Meski ASM sendiri sering ke tempat korban untuk silaturahmi.
”ASM juga mengaku kaget saat ditangkap karena tidak tahu kasus pembunuhan yang menimpa Selfi. Namun kami dari Polsek Kumai tidak lantas percaya begitu saja," bebernya.
Meski demikian, ASM masih dikenakan wajib lapor setiap Senin dan Kamis. Termasuk harus membantu pihak kepolisian jika mengetahui hal sebenarnya.
Polsek Kumai masih terus mengembangkan kasus ini. FH (10), anak korban yang menjadi saksi, mengaku mendengar ketukan dari pintu depan sebelum melihat ibunya tewas bersimbah darah. Saat itu FH bersama korban dan nenek tidur di ruang tengah.
Mendengar ada suara ketukan membuat FH bangun dan melihat ibunya sudah tidak ada di sisinya lagi. FH tidak lantas curiga dan melanjutkan tidur lagi. ”Sekitar pukul 23.45, FH terbangun lagi dan melihat ibunya dalam keadaan tidak bernyawa dengan banyak darah yang mengalir dari tenggorokan," ujarnya.
Ditambahlan Kapolsek, keterangan FH akan dianalisa lebih lanjut. Antara korban dan pelaku yang identitasnya belum diketahui itu diduga saling kenal. Kemungkinan ada cekcok sebelum menghabisi nyawa korban.
”Untuk pelakunya ini yang belum diketahui. Namun kita akan memeriksa mantan suami korban yang sekarang berada di Banjarmasin," terangnya.
Pasalnya, korban dan mantan suaminya, meski sudah resmi bercerai, masih tinggal satu atap. Bahkan mantan suami sudah berkali-kali membujuk agar rujuk, namun korban selalu menolak.
”Jadi kita akan lakukan pemeriksaan terhadap mantan suami korban. Serta kami juga melakukan upaya lain dengan menggunakan teknologi agar bisa membantu menemukan pelaku pembunuhan," bebernya.
Banyak warga yang bertanya-tanya mengenai motif pembunuhan. Perampokan sepertinya bukan motif peristiwa itu. Sebab, perhiasan seperti cincin, helang, dan kalung emas milik korban tak hilang. Diduga kuat peristiwa ini didasari masalah percintaan. Pelakunya diduga orang terdekat. (jok/rin/dwi)