Bertahan hidup dengan kondisi serba kekurangan, berhasil dilalui Gubernur Kalteng Sugianto Sabran. Keberhasilan itu tidak lepas dari kebersamaan yang sangat kuat dalam keluarga. Kebersamaan itu mampu membawa keluarga besar Sugianto sukses.
ARJONI, Palangka Raya
Lulus SMKN 1 Palangkalan Bun, Sugianto Sabran tidak melanjutkan pendidikan ke perguruan tinggi. Lagi-lagi karena kondisi keuangan keluarga yang tidak memungkinkan Sugianto untuk kuliah. Keinginannya sudah mantap, bekerja setelah lulus sekolah SMK.
Kerasnya kemauan Sugianto bekerja untuk membantu ekonomi keluarga tak bisa dibendung. Semangatnya membuat Sugianto dipercaya sang paman, H Abdul Rasyid untuk memimpin perusahaan. Inilah awal titik balik hidup Sugianto.
Perlahan, kehidupan Sugianto Sabran dan keluarga mulai membaik. Ekonomi mulai meningkat dan terus menunjukkan perkembangan pesat. "Alhamdulillah, setelah saya dipercaya menjalankan perusahaan, kehidupan keluarga mulai meningkat dan perusahaan mengalami perkembangan," kata Sugianto.
Kepercayaan yang diberikan Rasyid kepada Sugianto dijaga dengan penuh tanggung jawab. Mengutamakan keberanian dan kejujuran dalam bekerja, Sugianto sukses memimpin perusahaan tersebut.
Keberhasilan Sugianto memimpin perusahaan membuat dia didaulat sebagai direktur utama perusahaan. Saat itulah PT Tanjung Lingga melebarkan sayap dan merambah berbagai usaha hingga perkebunan kelapa sawit.
”Keberanian dan kejujuran adalah hal utama bagi saya dalam bekerja, begitu juga saat memimpin perusahaan yang dipercayakan paman yang juga seperti ayahnda bagi saya, H Abul Rasyid. Kepercayaan beliau saya jaga dengan penuh tanggung jawab," ujarnya.
Selain keberanian dan kejujuran, dalam bekerja, Sugianto juga mengutamakan ketulusan dan keikhlasan. Dengan ketulusan, akan ada berkah dalam setiap pekerjaan. "Ini juga yang saya laksanakan dalam setiap pekerjaan, tulus dan ikhlas," tuturnya.
Menurut Sugianto, kehidupan yang sulit dan serba kekurangan berhasil dilalui karena adanya rasa kebersamaan yang kuat dalam keluarga. Saling membantu dan saling menopang dilakukan untuk bertahan hidup. Keinginan Sugianto dan keluarga menjadi motivasi terbesar dalam dirinya.
”Itulah yang membuat saya dan keluarga bertahan melalui kehidupan yang sulit dan susah. Keluarga yang selalu saling menguatkan dan memotivasi dalam menjalani kehidupan," ujarnya.
Sukses memimpin perusahaan, pada tahun 2006 Sugianto memutuskan terjun ke dunia politik. Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) menjadi pilihan pertama Sugianto. Karirnya di dunia politik cukup bagus. Itu terbukti pada tahun 2009 Sugianto terpilih menjadi anggota DPR RI.
Selain aktif di partai politik, Sugianto juga aktif di berbagai organisasi, seperti Dewan Pembina BPC HIPMI Kobar, anggota BPD HIMPI Kalteng, dan pernah menjabat Ketua DAD Kabupaten Kotawaringin Barat. Aktif di berbagai organisasi dan partai politik tersebutlah yang membentuk karakter politik Sugianto.
Pada 2010, Sugianto maju pada Pemilihan Bupati Kotawaringin Barat. Dia didampingi Eko Soemarno. Saat itu, mereka berhadapan langsung dengan pasangan calon Ujang Iskandar – Bambang Purwanto. Berdasarkan hasil perhitungan suara, pasangan Sugianto – Eko unggul. Namun, kemenangan itu dianulir Mahkamah Konstitusi karena dinilai terjadi pelanggaran.
”Saya gagal jadi Bupati Kobar, tetapi rupanya Allah mempersiapkan yang lain untuk saya, yakni Gubernur Kalteng. Saya meyakini, kalau sudah garis atau ketetapan Allah, tidak akan tertukar. Saya hanya menjadikan semua yang saya lalui sebagai pelajaran yang berharga menuju Kalteng Berkah," katanya. (***/bersambung)