PALANGKA RAYA – Dinas Sosial Kalimantan Tengah turut serta mempamerkan sebagian produk unggul dalam Gelar Karya Kalteng 2018. Langkah itu untuk memberikan apresiasi karya maupun prdoduk hasil tangan dari para Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial di Kalimantan Tengah, Kamis (8/3).
Produk itu berupa keset, tempat tisu, topi, bakul, tempat bantal, tikar hingga kerajinan lainnya. Seluruh karya tersebut dibuat oleh binaan Dinsos, baik karya dari tambi maupun buwe di panti sosial Trina Werda atau panti jompo di Tangkiling, karya disabilitas fisik atau penyandang cacat fisik, disabilitas tuna runggu dan wicara, serta anak-anak panti sosial bina remaja dan wanita.
Kepala Dinas Sosial Kalteng Suhaemi melalui Kepala Bidang Perlindungan dan Jaminan Sosial Dinsos Kalteng, Farid Wesdi mengatakan seluruh hasil produk yang dipamerkan ini merupakan maha karya dari para penyandang masalah sosial, baik para disabilitas maupun para penghuni panti jompo.
”Ini maha karya mereka dan hasil tangan mereka, maka itu produknya kualitas teruji,” ujarnya.
Farid menyampaikan produk itu tak hanya dipamerkan di Kota Palangka Raya tetapi sudah dipamerkan di luar Kalteng, salah satunya Jakarta dan Surabaya.
”Mereka memang tak beruntung seperti kebanyakan tetapi hasil mereka ini dipamerkan dalam berbagai kesempatan dan sudah dibawa ke Surabaya dan di Jakarta,” tuturnya.
Lebih lanjut, Farid mangatakan hasil karya disabilitas ini tak hanya diminati warga lokal, tetapi dimintai pula oleh para pejabat, termasuk Gubernur Kalteng dan para anggota DPR RI.
“Banyak peminatnya dan ini dikerjakan oleh lanjut usia asli dari Kalimantan Tengah. Bahkan anggota DPR RI juga dibeli dan dibawa ke Jakarta,” ujarnya.
Kata Farid, Untuk hasil pendapatan akan diberikan langsung kepada mereka sehingga kedepanya bisa lebih berkarya dan Dinsos akan dukung hal tersebut.
”Kita ada pelatihan juga yakni program usaha ekonomi produktif dan ini sudah berkembang lama. Ada yang berkembang dan sudah sukses. Jujur kami akan mengangkat mereka untuk bisa tampil karena mereka juga sama seperti kita ini dan buktinya bisa,” terangnya.
Farid menambahkan produk ini masih sebagian kecil, maka pihaknya terus berkomitmen membantu hingga melatih untuk mendorong lagi potensi besar dari para pengrajin.
“Kita inginnya mereka untuk tertarik dan besar potensinya untuk bisa berkarya, jujur penyandang disabilitas malu namun karena dorongan dan hasil karya ini sudah banyak maka tingkat ketidakpercayaan diri itu lambat laun pudar,” pungkasnya. (daq/vin)