PANGKALAN BUN – Tim gabungan penanggulangan Kebakaran Hutan dan Lahan (Karhutla) Kabupaten Kotawaringin Barat, menggelar simulasi penanganan kebakaran hutan dan lahan. Termasuk juga simulasi pengamanan pelaku pembakaran hutan dan lahan.
Dalam simulasi yang digelar di jalan Pangkalan Bun-Kotawaringin Lama kilometer 5 itu, nampak kobaran api dan asap hitam terlihat tepat disisi kiri Pasar Tempadung yang masuk Kelurahan Mendawai Seberang, Kecamatan Arut Selatan.
Mengatasi kondisi itu, tim gabungan penanggulangan Karhutla pun bergerak cepat dengan menggunakan motor trail sambil membawa beberapa alat penanggulangan karhutla. Agar kebakaran tidak meluas, tim berusaha turun kelapangan dengan kondisi lahan gambut yang dalam dan susah untuk dilalui.
Alat seadanya tersebut ternyata tidak dapat memadamkan api, sehingga tim memanggil anggota diposko Karhutla untuk meminta bantuan membawa alat semprot portable. Setelah datang, alat portable pun dipasang diparit sekitar untuk memadamkan api.
Belum kunjung padam juga, api merembet ke pondok warga, ternyata ada dua orang yang telah membakar dan berusaha kabur setelah kepergok tim. Aparat TNI-Polri berusaha mengejar kedua pelaku yang lari tunggang langgang dan akhirnya berhasil ditangkap, serta api pun dapat dipadamkan.
"Kita patut bersyukur pada tahun 2017 persoalan kebakaran hutan dan lahan terhadap terkendali dengan ditandai penurunan hotspot yang signifikan," ujar Hj Nurhidayah, Kamis (10/8) usai menyaksikan simulasi tersebut.
Atas nama Pemerintah Kabupaten Kobar dirinya juga menyampaikan penghargaan dan menyampaikan terima kasih yang setulus-tulusnya, atas upaya pencegahan kebakaran hutan dan lahan tahun 201, serta tahun-tahun berikutnya wilayah Kotawaringin Barat.
Sementara itu, anggota Komisi IV DPR RI, Hamdani menyampaikan, DPR RI dari Komisi IV telah mengesahkan sekitar Rp 600 miliar untuk dana penanggulangan Karhutla di seluruh Indonesia.
Menurutnya, tim Satgas Karhutla sudah menghitung titik-titik rawan dan lahan gambut yang dulu sering terbakar dan sudah diperbaiki kembali. Selanjutnya pada lokasi bekas terbakar tersebut dibuatkan agenda baru, dengan melibatkan masyarakat memperbaiki lahan melalui program-program seperti bantuan pemberdayaan masyarakat.
”Pembukaan lahan dengan cara membakar tersebut agak sulit dihilangkan, pasalnya abu atau hasil dari bakaran tersebut menghasilkan tingkat kesuburan dan kualitas panen yang bagus untuk tanaman. Solusi dari pertanian kita siapkan eksavator, membantu untuk petani-petani yang alam membuka lahan baru," pungkasnya. (jok/gus)