PANGKALAN BUN – Beragam gebrakan pembangunan telah dilakukan Bupati Kobar Hj Nurhidayah yang berpasangan dengan Wakil Bupati Ahmadi Riansyah di enam bulan pertama kerjanya. Selain pembangunan fisik, penguatan dan penggalian potensi wisata menjadi gebrakan dan terobosan untuk kemajuan Kobar.
Hal itu tergambar saat gelaran Festival Batang Arut pada momen HUT Kobar ke-58, pekan lalu. Festival itu mencakup tiga lomba, yaitu kelotok hias, perahu (getek) hias, dan lomba kayuh berlawanan. Kegiatan yang digelar di sepanjang Sungai Arut ini merupakan modifikasi dari gelaran serupa di tahun-tahun sebelumnya.
Hanya saja, kali ini dikemas lebih menarik oleh Bupati dengan adanya satu kegiatan baru yang disebut lomba kayuh berlawanan. ”Misi utama dari Festival Batang Arut, untuk mengangkat kembali nilai historis dan budaya Sungai Arut yang sejak berabad lalu mempunyai peran penting sebagai urat nadi perekonomian masyarakat Kotawaringin Barat,” tutur Nurhidayah.
Nurhidayah menuturkan, kegiatan tersebut mempunyai peran untuk melestarikan dan menumbuhkan kecintaan masyarakat terhadap budaya daerah aliran Sungai Arut. Selain itu, juga bertujuan menarik minat wisatawan lokal dan mancanegara yang selama ini hanya mengenal Kobar lewat Taman Nasional Tanjung Puting.
Karena yang menjadi ikon selama ini masih seputar TNTP, untuk itu, lanjutnya, perlu dilakukan upaya promosi destinasi wisata lainnya untuk menarik kunjungan wisatawan ke Kobar agar mau tinggal lebih lama lagi. Dengan demikian, perputaran perekonomian di Kobar juga akan semakin meningkat.
Selain kawasan Sungai Arut, lokasi yang juga menjadi pusat perhatian adalah kawasan Pantai Bugam Raya, yang meliputi Pantai Kubu, Teluk Bogam, dan Keraya. Pembenahan diawali dengan bersih-bersih pantai.
Bupati Kobar juga turun langsung ikut membersihkan pinggiran pantai. Harapannya, kawasan wisata alternatif itu bisa menjadi daya tarik wisatawan mancanegara atau wisatawan nusantara.
Selain potensi wisata, Kobar di bawah kendali Nurhidayah juga semakin moncer prestasinya di berbagai bidang. Terbukti sejumlah kabupaten dari luar Kalimantan banyak berdatangan melakukan studi banding ke Bumi Marunting Batu Aji. Beberapa Kabupaten yang berkunjung ke Kobar, antara lain Pati, yang belajar tentang pengelolaan pemerintahan. Puluhan anggota DPRD Pati ingin melihat secara langsung Kobar dengan berbagai kelebihannya, Senin (16/10).
Selain Pati, Kabupaten Jabung Timur, Jambi yang dipimpin langsung Bupatinya, pada awal Oktober lalu juga memboyong sekitar 70 kepala desa beserta camat dan sejumlah kepala dinasnya untuk belajar program integrasi sawit-sapi dan belajar ke Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) di Desa Amin Jaya, Kecamatan Pangkalan Banteng.
Program Integrasi-Sawit Sapi yang dikelola KUD Tani Subur Desa Pangkalan Tiga, ternyata sudah tersohor hingga ke berbagai penjuru dan menarik minat Kabupaten Jabung Timur melihat secara langsung prosesnya.
Selain dua kabupaten tersebut, ada juga Serdang Bedagai yang kepincut dengan raihan piala adipura Kobar selama 11 kali berturut-turut. Sebuah lambang kebersihan dari Kabupaten Kobar menjadi nilai tersendiri, sehingga pemerintah Kabupaten Serdang harus datang ke Kobar untuk belajar. (sam/ign)