PANGKALAN BUN- Pemkab Kotawaringin Barat (Kobar) melalui Dinas Tanaman Pangan, Holtikultura dan Perkebunan (TPHP) setempat, terus mendorong masyarakat dan petani agar gemar menanam sayur. Pasalnya Kobar masih kekurangan sayuran dan kebanyakan masih dipasok dari luar daerah.
Kepala Dinas TPHP Kobar Kamaludin mengatakan, setelah dilakukan evaluasi bahwa kebutuhan saturan di Kobar masih sangat tinggi. Menurutnya selama ini kebutuhan sayuran masih dipasok dari luar daerah, khususnya dari daerah di Jawa Tengah dan Jawa Timur.
Namun lanjutnya, secara perlahan pasokan sayuran dari luar sudah mulai bergeser dengan pasokan sayuran lokal dari Kobar. Namun, pasokan sayuran lokal belum sepenuhnya mencukupi kebutuhan sayur bagi masyarakat Kobar dan daerah sekitar, seperti Kabupaten Lamandau, Kabupaten Sukamara dan sebagian wilayah Kabupaten Seruyan yang turut mengambil sayuran dari Kobar.
"Seperti kita ketahui bahwa di Kobar sudah mulai bisa ditanami sayuran. Baik itu sawi, kubis atau kol, brokoli, wortel, bawang merah dan masih banyak lagi sayuran bisa dihasilkan di Kobar," paparnya.
Bahkan lanjut Kamaludin, pangsa pasar sayuran ini juga sangat jelas, yakni di Kobar masih kekurangan sayuran yang artinya berapa pun jumlah sayuran pasti bakalan laku. Sehingga menurutnya, tinggal kemauan dari petani untuk menanam sayuran dan tanaman holtikultura lainnya.
"Sangat menjanjikan sekali, karena satu kali masa tanam hasilnya mencapai puluhan juta. Bahkan kelompok tani di Deaa Kumpai Batu Atas bisa menghasilkan ratusan juga dalam satu kali masa panen untuk satu jenis sayuran, yang ditanam di lahan seluas tiga hektare," imbuhnya.
Dari situ lanjut Kamaludin, peluang yang besar ini agar bisa dilirik oleh masyarakat luas. Kiranya yang mempunyai lahan kosong agar dipergunakan untuk menanam sayuran karena hasilnya sangat besar.
"Sudah banyak bukti bahwa petani sayuran bisa dibilang sukses. Hal ini yang terus kami dorong dari Dinas TPHP agar semakin banyak petani yang sukses dan berpendapatan lebih," imbuhnya,
Ditambahka Kamaludin, untuk mengembangkan jenis tanaman holtikuktura ini tidak membutuhkan waktu yang lama sampai bertahun-tahun. Dan hasilnya bisa terlihat dalam jangka dua sampai tiga bulan. Setelah itu bisa berubah untuk ditanami tanaman lain.
"Perputaran uangnya lebih cepat. Sebenarnya ini sangat potensi untuk mendongkrak perekonomian. Jangan sampai kalah dari Jawa dan harganya harus bisa bersaing," tandas Kamaludin.(rin/gus)