PANGKALAN BANTENG - Petani padi di Kecamatan Pangkalan Banteng terus berinovasi, segala upaya dilakukan untuk menemukan varietas padi yang cocok untuk ditanam di wilayah mereka.
Seperti yang dilakukan Pardiman, warga Desa Marga Mulya ini, dia berhasil membudidayakan padi varietas SMP-01 yang diakuinya lebih tahan terhadap serangan hama penganggu tanaman.
“Baru dua kali tanam, hasilnya cukup lumayan,”ujarnya kepada Radar Pangkalan Bun ditemui di sela-sela kegiatan panen.
Pardiman menjelaskan berbagai keunggulan didapat dari jenis padi ini bila dibandingkan dengan jenis padi lain yang pernah ditanamnya dan dia mencoba kembangkan di lahan persawahan bantuan dari pemerintah.
“Jatah sawah saya seperempat hektare. Dapat gabahnya sekitar dua ton, gabah kering panen,” katanya.
Menurutnya, selain memiliki batang yang kuat dan kokoh, padi jenis baru itu juga menghasilkan malai yang banyak, dan tentu saja bulir gabah yang besar pula.
“Tangkainya besar-besar, gabahnya juga. Dan lebih tahan terhadap hama, bahkan burung juga tidak terlalu tertarik dengan padi jenis ini,” imbuhnya.
Terkait ketahanan akan serangan burung, Pardiman mengatakan bahwa jenis padi yang ditanam ini bila sudah menjadi beras tidak berbau harum seperti padi-padi jenis unggul lainnya.
“Berasnya tidak harum, mungkin itu yang membuat burung tidak suka. Di sebelah lahan saya itu diserbu sama burung. Tapi padi SMP-01 ini hanya dilewati, padahal sama-sama dipasang penghalau burung,” terangnya.
Sementara, Petugas Balai Penyuluh Pertanian (BPP) Pangkalan Banteng , Choeri mengatakan jenis padi baru tersebut masih dalam tahap pengembangan. Dari perhitungan sementara, dalam satu hektare lahan yang ditanam berpotensi menghasilkan gabah kering panen sekitar 8 ton.
“Ini bentuk inovasi-inovasi petani, karena lahan ini belum lama dibuka jadi perlu dilakukan percoba-percobaan untuk mendapatkan varietas yang benar-benar cocok dengn lingkungan persawahan di Marga Mulya ini,” katanya.
Ia juga menjelaskan bahwa, padi jenis tersebut sudah dua kali diuji coba untuk ditanam di persawahan desa setempat. Dan hasilnya terus mengalami peningkatan.
“Terus membaik hasilnya, dan layak untuk terus dikembangkan,”katanya.
Menurut Choeri, dari 53 hektare lahan yang ada, sekitar 20 hektare lahan tidak bisa tertanami lantaran tergenang air. Sehingg warga dituntuk lebih kreatif untuk meningkatkan hasil panen mereka dari lahan yang bisa termanfaatkan. (sla/fm)