PANGKALAN BUN - Festival Seloka memiliki arti penting dan bermakna strategis guna menjaga dan melestarikan sekaligus mewariskan peninggalan budaya khususnya seloka, kepada generasi penerus.
Hal itu ditegaskan Wakil Bupati Kotawaringin Barat Ahmadi Riansyah usai membuka festival Seloka tingkat pelajar SMP/MTS dan SMA/MA/SMK se Kabupaten Kotawaringin Barat (Kobar) yang digelar oleh Balai Bahasa Provinsi Kalimantan Tengah dalam rangka memperingati Hari Bahasa Ibu Internasional di Istana Kuning Pangkalan Bun, Kabupaten Kotawaringin Barat (Kobar), Selasa (23/2).
“Seloka sudah menjadi salah satu rumpun pantun yang telah diakui, untuk itulah sudah menjadi keharusan bagi kita untuk melestarikannya,” ujarnya.
Untuk itu rencananya pemerintah Kabupaten Kotawaringin Barat (Kobar) akan menyusun regulasi dalam rangka melestarikan pantun seloka. Regulasi tersebut penting untuk disusun sebagai upaya menjaga dan melestarikan budaya daerah. “Untuk itu dibutuhkan masukan dan referensi bagi pemerintah daerah, bahwa kita ke depan akan menyusun sebuah regulasi baik berupa peraturan daerah maupun peraturan bupati untuk menjaga bahasa lokal,” katanya.
Ahmadi juga berpendapat bahwa Seloka bukan hanya terkait seni dan budaya, namun bisa berperan sebagai ikon daerah yang diharapkan mampu menjadi bagian dari destinasi wisata kobar. “Melalui Festival Seloka ini bisa menjadi sarana hiburan di tengah pandemi Covid-19, juga merupakan ikon yang bertujuan untuk menggali kreativitas dan rasa memiliki terhadap budaya daerah atau lokal,” harapnya. (tyo/sla)